Definisi
Organisasi dan Pengorganisasian
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai
kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga
(institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada
perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga.
Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi
manajemen.
Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis
disebut pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
Pengertian
Organisasi
a.
Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b.
Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia
untuk mencapai tujuan bersama.
c.
Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja
sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d.
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.
e. Menurut
Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur
tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok
orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk
bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian
Organisasi Secara Umum
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau
lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan
yang telah ditetapkan.
Pengertian
Pengorganisasian
a. Menurut
G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang
merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
terhadap keseluruhan.
b.
Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung
jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
c. Drs.H.
Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d.
T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi
dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e.
Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan
merancang dan merumuskan struktur.
Pengertian
Pengorganisasi Secara Umum
Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur
formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan
kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
Unsur-unsur
Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri
sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara
terperinci adalah:
a. Man
(orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering
disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri
dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi
dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua
itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b. Kerjasama,
merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
c. Tujuan,
merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang
akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa
yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai
melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi,
anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
d. Peralatan
(Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang
terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal
lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
e. Lingkungan
(Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunga:
1. Kondisi atau situasi,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya
gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami
perubahan.
2. Tempat atau lokasi,
sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi.
3. Wilayah operasi yang
dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi :
a. Wilayah
kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
b. Wilayah jangkauan,
atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah
operasi organisasi.
c. Wilayah
personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai
hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
d. Wilayah kewenangan
atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung
jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang
tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Kekayaan
Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air,
cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
Teori-teori
Organisasi
Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat
atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih
berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang
memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu
masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu
para ilmuan untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang
sama. Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat
menghadirkan berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan
pertanyaan yang sama tentang organisasi (Champoux, 2003).
Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah
organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih
memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian
berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori
proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori
organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun,
Perkembangan teori-teori organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun
pertama abad kedua puluh secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4
(empat) kelompok besar teori yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik. Teori ini
biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik yakni,
scientific management, administrative management, the bureaucratic model of
organization (Beach, 1980: 133).
2. Teori Human Relations.
Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan kemanusiaan, teori
hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan atau the human
relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan teori klasik
dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada
“pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun
kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan apabila hubungan
tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan pengertian sehingga pihak lain
merasa puas.
3. Teori Organisasi
Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi dari segi
perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau tidaknya,
berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan berasal
dari para anggotanya.
4. Teori Birokrasi. Pada
dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan
penugasan pekerjaan secara khusus.
b. Prinsip hierarki atau
bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c. Promosi
didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d. Setiap pekerjaan
dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan status sosial,
tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
e. Tiap-tiap tugas
dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas.
5. Teori Organisasi
Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi sebagai
proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok
formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu bergerak dan
didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang bersifat umum
(Universal).
6. Teori Organisasi
Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya organisasi mencapai
tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin mampu mempengaruhi para
bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat yang tinggi dan tujuan
organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif, adapun sedikitnya kajian
atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah kepemimpinan dapat
dibedakan atas:
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
c. Teori Kebebasan
(Teory laissez fairre)
d. Teori Petnernalisme
e. Teori Personal
atau Pribadi
f. Teori
Non-Personal
7. Teori Organisai
Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus dijalankan oleh
seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau manager guna mencapai
tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi fungsi seorang pemimpin
atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan (Motivating),
pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision making).
8. Teori Pengambilan
Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan yang dibuat
oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat puncak yang
memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di tingkat menengah
yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan adminitratif, maupun
keputusan di tingkat bawah.
9. Teori Kontingensi
(Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan
organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi
mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan
setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau
paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling
melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan
menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi
tertentu.
STURUKTUR
Bentuk-bentuk Organisasi
a. Bentuk
Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris))
Bentuk organisasi yang
paling sederhana dan paling tua, digunakan di kalangan militer dengan jumlah
karyawan yang masih sedikit dan saling kenal, dan spesialisasi kerja yang belum
begitu tinggi.
Kelebihan:
·
Kesatuan komando
baik karena pimpinan beradadi atas satu tangan.
·
Proses pengambilan keputusan
berjalan dengan cepat.
·
Solidaritas
karyawan tinggi karena saling kenal.
Kekurangan:
·
Jika sang pemimpin
tidak mampu maka akan mudah jatuh
·
Ada kecenderungan
bertindak otokratis (berkuasa sendiri secara mutlak)
·
Kesempatan
berkemang terbatas
b. Bentuk Organisasi
Fungsional (F.W. Taylor.)
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak
mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan
komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kelebihan:
·
Pembagian tugas-tugas jelas.
·
Spesialisasi karyawan dapat
dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
·
Digunakannya tenaga-tenaga ahli
dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Kekurangan:
·
Karena adanya spesialisasi kerja
maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
·
Karyawan lebih mementingkan
bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
c. Bentuk
organisasi Fungsional dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian
dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan
kepada kepala bagian.
d. Bentuk Organisasi
Garis dan Staf (Harrington Emerson)
Biasanya digunakan oleh organisasi
besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang tugas yang beraneka ragam
serta rumit. Memiliki satu atau lebih tenaga staf tenaga ahli yang member saran
atau nasihat.
Kelebihan:
Kelebihan:
·
Dapat digunakan oleh tenaga
organisasi sebesar apapun dan sekompleks apa pun.
·
Keputusan yang matang dan sehat
dapat diperoleh karena adanya tenaga ahli.
·
Dapat mewujudkan “The right man in
the right place”.
Kekurangan:
·
Solidaritas sukar diwujudkan karena
tidak saling kenal
·
Koordinasi antara departemen
atau divisi kadang sukar diterapkan karena terlalu luasnya organisasi
e. Bentuk
Organisasi Fungsional dan Staf
Merupakan
kombinasi organisasi fungsional dan staf, memiliki kekurangan dan kelebihan
seperti halnya organisasi staf dan fungsional.
f. Bentuk
Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan
secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau
board dengan pluralistic manajement
g. Bentuk Organisasi
Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para
spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian
perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan.
Definisi
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan
hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam
menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan, pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan (integrasi) secara formal.
Elemen
Struktur Organisasi
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, antara lain:
a. Spesialisasi pekerjaan.
Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi
ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
b.
Departementalisasi. Dasar yang
dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi
dapat berupa proses, produk, geografi,
dan pelanggan.
c.
Rantai komando. Garis wewenang yang
tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke
eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.
d.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang
dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
e.
Sentralisasi dan Desentralisasi.
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan
terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan
dari sentralisasi.
f.
Formalisasi. Sejauh mana
pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
Desain
Struktur Organisasi yang Umum
a. Struktur
Sederhana
Struktur sederhana
adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang
rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja,
dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam
usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan
dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan,
kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk
dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil
karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi
berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi
cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
b. Birokrasi
Birokrasi adalah
sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang
sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang
sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan
keputusan yang mengikuti rantai komando.Kekuatan utama birokrasi ada
kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat
efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa
menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat
mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah
ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang
untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi
masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan
terprogram yang mapan.
c. Struktur matriks
Struktur
matriks adalah sebuah struktur yang
menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi
fungsional dan produk.Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan,
perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan
konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak,
misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus
untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki
keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran.Lebih jauh, departementalisasi ini
memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan
sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan.Matriks
berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan
mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan
konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua
atasan manajer departemen
fungsional dan manajer produk.Karena itulah matriks memiliki rantai komando
ganda.
Desain
Struktur Organisasi Modern
a. Struktur
tim
Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim
adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan
mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga
mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
b.
Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan
fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.
c. Organisasi
Nirbatas
Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan
tim yang diberdayakan.
Model
Desain Struktur Organisasi
a. Model
mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang
luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan
sentralisasi.
b.
Model organik, yaitu sebuah struktur
yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas fungsi, memiliki
formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan
mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
c.
Model Piramid, model ini di buat
persis sebuah piramida.
d.
Model Horizontal, model ini dibuat
dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan pembagian funsional
masing-masing bersama tugasnya masi-masing.
Faktor
Penentu Struktur Organisasi
Sebagian organisasi terstruktur
pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti
karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi
menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
a. Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya,
struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan
signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk
menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa
ini terfokus pada tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah
strategi yang menekankan diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi
andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan
pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi danpemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah
strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya
setelah viabilitas terbukti.
b. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi secara
signifikan memengaruhi strukturnya.Sebagai contoh,
organisasi-organisasi besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung
memiliki banyak spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta
aturan dan ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak
bersifat linier.
Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan
kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran menjadi kurang penting saat
organisasi meluas.
c. Teknologi
Istilah teknologi mengacu
pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output. Setiap organisasi
paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber daya finansial,
SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
d. Lingkungan
Lingkungan sebuah
organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar
organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan
ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak
banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul
pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau
tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang
sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan
baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya.
Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian
bagi para manajer dibanding lingkungan yang
dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah
organisasi, manajemen akan
menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian
lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
FUNGSI
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:
a. Mengalokasikan
sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan.
b. Menetapkan
struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung
jawab.
c. Kegiatan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya manusia/tenaga
kerja.
d. Kegiatan penempatan sumber
daya manusia pada posisi yang paling tepat.
Fungsi Tujuan Organisasi
a. Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
Melalui penggambaran hasil-hasil di
waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan pemusatan kegiatan
organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
b. Sumber
Legitimasi
Dengan meningkatkan kemampuan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan
organisasi untuk mendapatkansumber daya dan dukungan dari lingkungan di
sekitarnya.
c. Standar
pelaksanaan
Jika tujuan dinyatakan secara jelas
dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
organisasi. Setelah organisasi menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat
dikuantifikasikan.
d. Sumber
Motivasi
Untuk mendorong anggota lainnya
dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan memberikan intensif bagi anggota yang
melaksanakan tugasnya dengan baik, menghasilkan produk di atas standar dan lain
sebagainya yang akhirnya dapat mendorong para anggota lainnya.
e. Dasar
Rasional Pengorganisasian
Tujuan organisasi merupakan suatu
dasar perancangan organisasi yang saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan
untuk mencapai tujuan.
Tujuan
Pengorganisasian
Tujuan
pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan setiap anggota
organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus (spesialisasi)
dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila pengorganisasian itu
dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang,
maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan
itu.
Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini penting
karena:
a. Tanpa tujuan
yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.
b. Tanpa tujuan yang
jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan pemborosan
belaka.
c. Tujuan yang
jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi.
d. Tujuan yang jelas akan
mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan pegawai.
e. Tujuan yang
jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi.
f. Tujuan yang
jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari bahwa
semua anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama, yaitu tujuan organisasi.
g. Tujuan yang jelas
merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan prosedur yang akan
dipergunakan.
h. Tujuan yang jelas
merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.
Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal berikut diperhatikan:
a. Tujuan haarus
selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan
perkembangan organisasi.
b. Tujuan organisasi
harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota, dan dicamkan benar-benar,
sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka.
Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah digerakkan.
Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujun utama, tujuan
sekunder, tujun jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah,
tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
a. Tujuan utama
atau yang disebut juga tujuan pokok atau tunggal yang menyebab kan timbulnya
organisasi dan yang menjadi dasar dibentuknya organisasi.
Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya tujuan mendapat keuntungan, tujuan
untuk memberikan kesejahteraan bagi para angora, dan tujuan untuk memberikan
kesejahteraan masyarakat dalam pemberian pelayanan kepentingan umum, misalnya:
telekomunikasi (dalam bidang komunikasi), Bank Tabungan Negara (persero) (dalam
bidang penyediaan kredit perumahan rakyat), Perusahaan Air minum (dalam
penyediaan air bersih).
b. Jangka
Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu organisasi.
Kadang-kadang tujuan akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang jelas.
Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat sulit untuk menggambarkan
bagaimana bentuk dan wujud dari pada masyarakat adil dan makmur tersebut.
Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan jangka waktu yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai dengan 30 tahun.
c. Tujuan
Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan organisasi adalah tujuan yang telah
ditentukan dalam konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang bersangkutan.
Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap individu yang ada dalam organisasi. Pada
dasarnya setiap individu yang ada dalam organisasi sudah mempunyai konsep
tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi harus ada
kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal balik.
Ada
beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
a. Membantu
koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif
agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai
dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis,
tetapi berada dalam satu organisasi.
b. Memperlancar
pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota
manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah
unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa
agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama.
Unit-unit
operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pula secara terpadu.
c. Maksimalisasi
manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu
seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan
produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat
d. Memberikan kepuasan
dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
e. Penghematan
biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang
berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu
berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene
menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya
tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan
berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh
yang berlebihan.
f. Meningkatkan
kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing
pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan,
menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk
ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman
rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan
yang bersifat individual.
Dalam
menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a. Membatasi
idealisme tujuan
yaitu
menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk, sebaiknya dilakukan
penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya harapan yang
hendak dicapai.
b. Pertimbangan waktu
artinya
penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat
terjamin.
c. Pertimbangan
sumber daya
yaitu
melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi untuk
kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan
tujuan-tujuan
artinya
perlu memperhatikan keseimbangankepentingan antara berbagai pihak. Tidak hanya
terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi saja, melainkan
juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan publik.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang
ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan
tujuan organisasi, seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu
keseimbangan dari tujuan- tujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai
kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara
kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
Dafpus:
Kadarman, A.M. et.al. 1996. Pengantar
Ilmu Manajemen. Jakarta, Gramedia.
Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Sutisna, Oteng. 1985. Administrasi Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Handoko, T. Hani (2003), Manajemen.
Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar