Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu;
Menurut OSSIP K. FLECHTHEIM: “Kekuasaan sosial adalah keseluruhan dari kemampuan, hubungan – hubungan dan proses – proses yang menghasilkan ketaatan dari pihak lain ... untuk tujuan – tujuan yang ditetapkan pemegang kekuasaan (Social power is the sum total of all those capacities, relationships and processes by which compliance of others is secured ... for ends determined by the power holder);
Menurut Robert M. MacIver: “Kekuasaan sosial adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia (Social power is the capacity to control the behavior of others either directly by fiat or indirectly by the manipulation of available means);
Kekuasaan politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat – akibatnya sesuai dengan tujuan – tujuan pemegang kekuasaan sendiri;
OSSIP K. FLECHTHEIM membedakan dua macam kekuasaan politik, yakni:
a. Bagian dari kekuasaan sosial yang (khususnya) terwujud dalam negara (kekuasaan negara atau state power), seperti lembaga – lembaga pemerintahan; DPR, Presiden dan sebagainya;
b. Bagian dari kekuasaan sosial yang ditujukan kepada negara;
Sumber Kekuasaan
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench
dan Bertram Raven, yaitu :
dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi
penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai
senioritas atau persahabatan)
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi
kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang
dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada indentifikasi
pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma,
keberanian, simpatik dan lain-lain).
Definisi Pengaruh
Sebuah kekuasaan sangat berhubungan erat dengan pengaruh. Bahkan tidak sedikit dari kita yang menganggap bahwa antara kekuasaan dan pengaruh adalah sama. Sampai akhirnya beberapa ahli menguraikan keduanya berdasarkan pendapat apakah kekuasaan dan pengaruh merupakan dua konsep yang berbeda atau salah satu diantaranya merupakan konsep pokok dan yang lainnya merupakan bentuk khususnya.Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan - tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
Pengaruh Taktik Organisasi
Strategi dan taktik pada dasarnya merupakan suatu proses untuk mempengaruhi. Dalam hubungannya dengan proses untuk mempengaruhi ini, strategi dan taktik seringkali susah dibedakan dengan proses politik. Proses politis menyangkut usaha-usaha para anggota organisasi untuk meningkatkan kekuasaan mereka atau melindungi sumber-sumber kekuasaan yang ada (Pfeffer, 1981). Sedangkan Salancik dan Pfeffer (1977a) menunjukkan bahwa proses politis menjelaskan mengapa beberapa pihak mampu untuk mempertahankan kekuasaan bahkan setelah keahlian mereka tidak lagi kritis bagi organisasi. Untuk mendapatkan komitmen atau bahkan kepa tuhan terhadap permintaan-permintaan dari jenis yang demikian, biasanya perlu untuk meng-gunakan bentuk perilaku mempengaruhi yang lain (proaktif) dan bukannya sebuah permintaan yang sederhana. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori-kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif, disebut “taktik-taktik mempengaruhi”
Sumber:
buku karangan Prof. Miriam Budiardjo, berjudul Dasar – Dasar Ilmu Politik, tahun 2000
http://wikipedia.com
http://wikipedia.com
Kipnis, Schmidt, & Wilkinson, 1980; Mowday, 1978, Porter, Allen, & Angle, 1981; schilit & Locke, 1982; Yukl & Falber, 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar