PSIKOANALISA
Carl Jung
Kesadaran
(Ego):
persepsi-presepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, perasaan-perasaan sadar
Ketidaksadaran: Ketidaksadaran personal: Freud’s
Preconscious & Unconscious, Pengalaman-pengalaman
yg pernah disadari tapi dilupakan atau diabaikan atau lemah, Materi
ketidaksadaran personal “Kompleks”.
Ketidaksadaran kolektif: Kondisi
psikis yg potensial, diturunkan dari generasi ke generasi, Deeper level of
the unconscious, Komponen struktural Arketipe (Archetype).
Pola emosi yang telah terbentuk lama
yang muncul sebagai reaksi atas pengalaman-pengalaman.
Mempengaruhi
manusia untuk bereaksi dengan cara2 yg dapat diprediksi pada stimulus tertentu.
Konsep lain: Persona, Shadow, Anima, Animus, Great mother, Wise old man,
Hero dan Self.
Persona: Sisi
kepribadian yang ditunjukkan pada dunia.
Shadow: Arketipe
dari kegelapan dan represi yg menampilkan kualitas-kualitas yg tidak kita akui
keberadaannya, berusaha disembunyikan dari diri sendiri dan orang lain
Anima: Elemen feminin pada pria
Animus: Elemen
maskulin pada wanita
Great mother: dorongan
untuk kesuburan dan pengasuhan vs mengabaikan dan menghancurkan.
Wise old man:
Arketipe dari kebijaksanaan dan keberartian yang menyimbolkan pengetahuan
manusia akan misteri kehidupan
Hero (Pahlawan):
Arketipe pahlawan direpresentasikan sebagai sosok yg kuat, melawan kejahatan
Self
(Diri): Arketipe paling komprehensif, disimbolkan sebagai
ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhan dan kelengkapan.
Kausalitas dan Teleologi:
Freud:
Kausalitas (sikap seseorang pada masa dewasanya bergantung pada pengalaman masa
kecilnya)
Adler:
Teleologi (seseorang termotivasi oleh persepsi kesadaran dan ketidaksadaran
dari tujuan akhir fiktif)
Jung: Kausalitas dan Teleologi harus seimbang.
Pendapat
Jung pada keseimbangan terlihat dari konsepnya tentang mimpi.
Progresi dan Regresi:
Progresi:
adaptasi kepada dunia luar. Manusia
bereaksi secara konsisten terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Regresi:
adaptasi ke dalam. Langkah
mundur yang diperlukan dalam sebuah perjalanan menuju kesuksesan.
Tipe Psikologis (sikap dan fungsi):
Jung
membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian yakni:
Introversi:
mengarahkan seseorang ke dunia dalam, dunia subjektif
Ekstroversi: mengarahkan
seseorang ke dunia luar, dunia objektif
Orang
yang sehat secara psikologis akan mendapati dirinya berada dalam keseimbangan
dari dua jenis sikap ini dan merasa nyaman dengan dunia internal dan
eksternalnya.4 fungsi tersebut:
1. Sensing
(fungsi
yang memungkinkan manusia untuk menerima rangsangan fisik dan mengubahnya ke
dalam bentuk kesadaran perseptual)
2. Thinking
(aktivitas intelektual logika yang dapat memproduksi serangkaian ide)
3.
Feeling
(proses
evaluasi sebuah ide atau kejadian)
4.
Intuiting
(persepsi yang berada jauh di luar sistem kesadaran)
Tahap Perkembangan Kepribadian, Tahap perkembangan dibagi menjadi 4 masa:
1. Masa kanak-kanak
2. Masa muda (youth)
3.Masa pertengahan (paruh baya)
4. Masa tua (old age)
4. Masa tua (old age)
Masa kanak-kanak,
dibagi
menjadi 3 bagian :
1. Anarkis:
Kesadaran yang kacau dan sporadis
2. Monarkis:
Perkembangan ego dan mulainya masa berpikir secara logis dan verbal
3. Dualistis:
Ego terbagi menjadi subjektif dan objektif, anak-anak menyadari dirinya sebagai
orang pertama dan mulai sadar akan eksistensinya sebagai individu yang
terpisah.
Jung, kepribadian berkembang melalui
serangkaian tahap yang berujung pada sebuah keutuhan pribadi atau realisasi
diri.
Kelahiran kembali psikologis disebut
dengan realisasi diri atau individuasi.
Proses untuk menjadi seseorang atau
seseorang secara utuh (proses penyatuan dua kutub menjadi sebuah individu yang
homogen). Orang yang telah melewati proses ini telah meminimalkan persona
mereka, mengenali anima dan animusnya serta telah mencapai keseimbangan
introversi dan ekstraversinya.
HUMANISTIK
Abraham
Mashlow
Maslow
adalah salah satu tokoh psikologi yang beraliran pada mazhab ketiga (humanis).
Dalam teorinya Maslow berpendapat bahwa manusia itu didasari oleh kerangka
kebutuhan, yang kemudian disebut dangan teori kebutuhan Maslow. Maslow
mengajukan suatu teori kebutuhan yang berdasarkan kepada kirarki, dimana
kebutuhan yang mendasar adalah kebutuhan akan biologis, kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan akan rasa cinta kasih, kebuthan akan penghargaan dan kebutuhan
akan aktualisasi diri.
Teori
Abraham Maslow, tentang motivasi manusia dapat diterapkan pada hamper seluruh
aspek kehidupan pribadi serta social. Maslow juga mengatakan bahwa manusia
dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh
spesies, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetic atau naluriah. Dan
konsep inilah yang mendasar dan unik bagi teori Maslow.
Hirarki
Kebutuhan Maslow
1. Kebutuhan-kebutuhan Fisologis atau Biologis.
Yang mendasar pada teori Maslow
adalah pendapatnya tentang kebutuhan fisiologis atau yang biasa disebut dengan
kebutuhan biologis. Diman kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan
paling jelas diantara kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, yaitu kebutuhan
mempertahankan hidupnya secara fisik diantaranya adalah: kebutuhan akan makan,
minum, tempat tidur, seks dan oksigen.
Maslow mengatakan seseorang yang belum terpenuhi
kebutuhan dasarnya, maka ia akan terlebih dulu memburu kebutuhan dasarnya itu
sebelum beranjak kepada kebutuhan lainnya.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Setelah kebuthan-kebutuhan fisiologis
dapat terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan baru yang oleh Maslow disebut
dengan kebutuhan akan rasa aman. Karena kebutuhan rasa aman biasanya terpuaskan
pada orang dewasa yang normal dan sehat, maka cara yang terbaik untuk
mengetahui kebutuhan tersebut adalah dengan mengamati tingkah laku orang dewasa
yang mengalami gangguan (neurotic). Maslow mengatakan bahwa orang dewasa yang
tidak aman (neurotic), maka ia akan bertingkah laku seperti anak-anak yang
tidak aman, ia akan merasa dalam keadaan terancam, disamping itu ia akan
bertindak seakan-akan dalam keadaan darurat.
3. Kebutuhan akan rasa cinta kasih
Cinta, sebagaimana kata itu
digunakan oleh Maslow, tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang dapat
dipadankan dengan sebagai kebutuhan fisiologi semata. Ia mengatakan bahwa
“tingkah laku seksual ditentukan oleh banyak kebutuhan, bukan hanya kebutuhan
seksual melaikan oleh kebutuhan lain, yang utama diantaranya adalah kebutuhan
akan cinta dan kasih saying. Maslow menyukai rumusan yang dikemukakan oleh Carl
Roges tentang cinta, yaitu “keadaan dimengerti secara mendalam dan diterima
dengan dengan sepenuh hati.
Disamping itu Maslow juga
berpendapat bahwa, kecendrungan Freudian menggap cinta berasal dari seks
merupakan kesalahan serius. Maslow juga merasa heran mengapa psikologi hanya
membahsa sedikit saja tentang cinta, Maslow juga mengemukakan bahwa tanpa cinta
pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Bagi Maslow, cinta
menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk
sikap saling percaya. Dalam hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut,
sering kali cinta akan rusak apabila salah satu pihak merasa takut kalau-kalau
kelemahan dan kesalahan akan terungkap. Maslow mengatakan juga, “kenutuhan akan
cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap
orang memiliki dua kategori kebutuhan yakni” harga diri dan penghargaan dari
orang lain. Harga diri meliputi: kebutuhan akan percaya diri, kompetensi, penguasaan,
kecukupan prestasi, ketidak katergantungan dan kebebasan. Sedangkan kebutuhan
akan dihargai oleh orang lain adalah: prestise, pengakuan, penerimaan,
perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
“Setiap orang harus berkembang
sepenuh kemampuannya”, itulah yang dikatakan oleh Maslow. Oleh karenanya
pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kemampuan oleh Maslow dikatakan dengan aktualisasi diri. Dimana aktualisasi
pada hirarki kebutuhan Maslow merupakan tingkatan paling tinggi, bagaimana
tidak karena setiao orang dapat mengembangkan dirinya dengan sepenuh kemampuan
yang dimilikinya untuk dapat menjadi manusia seutuhnya.
Maslow juga membrikan cirri yang
universal kepada mereka yang dapat mengaktualisasikan dirinya adalah kemampuan
mereka melihat hidup dengan jernih, melihat hidup apa adanya bukan apa yang
mereka inginkan. Mereka tidak bersikap emosional, justru bersikap objektif
terhadap hasil-hasil pengamatan mereka. Disamping itu cirri lain dari orang
teraktualisasikan dirinya adalah kadar konflik dirinya yang rendah, ia tidak
melawan dirinya sendiri tapi ia lebih bersifat produktif.
Dari
hirarki kebutuhan tersebut dapat terlihat bahwa prioritas pemenuhan kebutuhan
sangat ditentukan oleh tingkatan kebutuhan yang ada. Artinya individu yang
sudah terpenuhi kebutuhan fisiologis dasar secara otomatis akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi dan begitu seterusnya.
Struktur
Kepribadian Abraham H. Maslow
Teori
kepribadian Maslow terdiri diatas jumlah asumsi dasar tentang motivasi, Yaitu:
Pertama,
Maslow mengadopsi pendekatan holistik terhadap motivasi, yaitu:
seluruh orang, bukan satu bagian atau fungsi tunggalnya saja, yang termotivasi.
Kedua,
motivasi biasanya bersifat kompleks, artinya perilaku seseorang bisa muncul
dari beberapa motif yang terpisah. Contohnya, hasrat untuk melakukan hubungan
seks biasanya dimotivasi bukan hanya oleh kebutuhan genital, tetapi juga untuk
kebutuhan mendominasi, persahabatan, cinta dan harga diri. Selain itu, motivasi
tingkah laku tertentu bisa saja tidak disadari atau tidak diketahui pribadi
tersebut. Contohnya, motivasi seorang mahasiswa untuk meraih nilai tinggi bisa
saja menopangi kebutuhannya untuk mendominasi atau menguasai. Penerimaan Maslow
terhadap pentingnya motivasi yang tidak disadari adalah suatu pembeda utama
dirinya dari Gordon Allport. Jika Allport yakin seseorang yang bermain golf
untuk mencari kesenangan main golf itu sendiri namun, Maslow berpendapat lain
dengan mencari berbagai alasan yang melandasi dibalik kesenangan itu, yang
sering kali lebih kompleks dari sekedar keinginan untuk bermain golf.
Asumsi
ketiga adalah manusia termotivasi secara terus menerus oleh suatu kebutuhan
atau kebutuhan yang lainnya. Ketika suatu kebutuhan terpenuhi biasanya dia
kehilangan daya motivasinya, dan digantikan oleh kebutuhan lain. Contohnya,
selama kebutuhan rasa lapar tidak terpenuhi, manusia akan berjuan untuk mencari
makanan. Namun ketika sudah cukup makan, mereka akan bergerak pada kebutuhan
lain, seperti rasa aman, persahabatan dan harga diri.
Asumsi
keempat adalah semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan dasar
yang sama. Cara manusia diberagam budaya memperoleh makanan, mengungkapkan persahabatan,
dan seterusnya bisa sangat beragam namun, kebutuhan fundamental akan makanan,
rasa aman, dan persahabatan adalah fakta umum bagi seluruh spesies manusia.
IV.
Perkembangan Kepribadian dalam Perspektif Maslow
Konsep
perkembangan bagi Abraham Maslow adalah erat kaitannya dengan
gagasan-gagasannya tentang kemampuan. Hasil-hasil penelitiannya membawanya
sampai pada kesimpulan bahwa perkembangan kearah aktualisasi diri merupakan
sesuatu yang wajar sekaligus perlu. Perkembangan diartikannya sebagai mekarnya
bakat-bakat, kapasitas-kapasitas, kretivitas, kebijaksanaan dan karekter secara
terus menerus. Sedangkan pertumbuhan diartikan sebagai pemuasan secara
prodresif atas kebutuhan-kebutuhan psikologisyang makin meningkat.
Maslow
mengatakan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk tumbuh dan berkembang, tapi
kecil presentase orang yang mampu mendekati realitas penuh atas
kemampuan-kemampuan mereka, tak terkecuali dilingkungan masyaratakat Amerika
yang cenderung bebas. Sehinggga Maslow mengemukakan beberapa factor mengapa
manusia itu gagal untuk berkembang dan tumbuh, diantarantaya adalah:
1)
Sebagaimana yang
telah dikemukakan bahwa, naluri manusia itu cenderung lemah, akibatnya
benih-benih pertumbuhan dengan mudah dibuat tak berdaya oleh
kebiasaan-kebiasaan buruk, lingkungan, budaya yang kurang baik atau pendidikan
yang kurang memadai atau bahkan keliru.
2)
Dilingkungan
kebudayaan barat ada kecendrungan kuat untuk takut pada naluri-naluri,
kecendrungan untuk memandang semua naluri bersifat kebinatangan serta hina.
3)
Pengaruh negative
kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang rendah itu ternyata kuat.
4)
Kecendrungan pada
orang dewasa untuk meragukan dan bahkan takut pada kemampuan-kemampuan mereka
sendiri, takut bahwa potensi mereka lebih besar dari yan selama ini merka
sadari.
5)
Lingkungan budaya
dapat menghambat perkembangan manusia kearah aktualisasi diri.
6)
Sudah dikemukakan
bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan dirinya adalah lebih fleksibel dari
kebanyakan orang, lebih terbuka pada gagasan-gagasan dan pengalaman-pengalaman
baru. Tapi banyak dari manusia yan terkungkung dengan masa lalunya, sehingga
hal itu dapat menghambat proses perkembangan manusia itu sendiri dan bahkan
mereka tidak dapat mengaktualisasiaka dirinya.
BEHAVIORISME
Skinner
Teori Operant Conditioning
Teori
ini dikembangkan oleh B.F Skinner. Menurut Skinner dalam tingkah laku bukanlah
sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau
operant. Operant ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi sesudahnya. Jadi operant
conditioning atau operant learning itu melibatkan pengendalian konsekuensi. Tingkah
laku ialah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi tertentu. Tingkah
laku ini terletak di antara dua pengaruh yaitu pengaruh yang mendahuluinya
(antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya (konsekuensi). Dengan demikian,
tingkah laku dapat diubah dengan cara mengubah antecedent, konsekuensi, atau
kedua-duanya. Menurut Skinner, konsekuensi itu sangat menentukan apakah
seseorang akan mengulangi suatu tingkah laku pada saat lain di waktu yang akan
datang.
Prosedur Pembentukan Tingkah laku
Prosedur
pembentukan tingkah laku dalam operant conditioning (kondisioning
operan) secara sederhana adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi
hal-hal yang merupakan reinforcer (hadiah) bagi tingkah laku yang akan
dibentuk.
2) Menganalisis,
kemudian mengidentifikasi aspek-aspek kecil yang membentuk tingkah laku yang
dimaksud. Aspek-aspek tersebut lalu disususn dalam urutan yang tepat untuk
menuju pada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.
3) Berdasarkan
urutan aspek-aspek itu sebagai tujuan sementara,
mengidentifikasireinforcer (hadiah) untuk masing-masing daerah itu.
4) Melakukan
pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan aspek-aspek yang telah
tersusun itu. Kalau aspek pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan; hal
ini akan mengakibatkan aspek itu makin cenderung untuk sering dilakukan. Kalau
itu sudah terbentuk, dilakukannya aspek kedua yang diberi hadiah (aspek pertama
tidak lagi memerlukan hadiah); demikian berulang-ulang, sampai aspek kedua
terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan aspek ketiga.
Respon
Tingkah laku adalah hubungan antara perangsang dan
respon. Tingkah laku terjadi apabila ada stimulus khusus. Skinner berpendapat,
pribadi seseorang terbentuk dari akibat respon terhadap lingkungannya, untuk
itu hal yang paling penting untuk membentuk sebuah kepribadian adalah adanya
penghargaan dan hukuman. Penghargaan akan diberikan untuk respon yang
diharapkan sedangkan hukuman untuk respon yang salah. Pendapat skinner ini memusatkan
hubungan antara tingkah laku dan konsekuen. Contoh, jika tingkah laku individu segera diikuti oleh tingkah
laku menyenangkan, individu akan menggunakan tingkah laku itu lagi sesering
mungkin.
Konsekuen menyenangkan akan memperkuat tingkah laku,
sementara konsekuen yang tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku.
Jadi, konsekuen yang menyenangkan akan bertambah frekuensinya, sementara konsekuensi yang
tidak menyenangkan akan berkutrang frekuensinya. Skinner membedakan adanya dua
macam respon, yaitu:
ü Respondent response (reflexive response), yaitu respom yang
ditimbulkan oleh suatu perangsang-perangsang tertentu. Misalnya, keluar air
liur saat melihat makanan tertentu. Perangsang-perangsang yang demikian itu
disebut eliciting stimuli, menimbulkan respon-respon yang relatif
tetap. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang demikian mendahului respon yang
ditimbulkannya.
ü Operant response (instrumental response), yaitu respon yang timbul dan
berkembangnya diikuti oleh perangsang-peerangsang tertentu. Perangsang yang
demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang itu memperkuat
respon yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi, perangsang yang demikian itu
mengikuti (dan karenanya memperkuat) sesuatu tingkah laku tertentu yang telah
dilakukan. Jika seorang anak belajar (telah melakukan perbuatan), lalu mendapat
hadiah, maka ia akan menjadi lebih giatbelajar (intensif/ kuat).
Pada kenyataannya, respon jenis pertama
(respondent/reflexive response/behavior) sangat terbatas adanya pada manusia.
Sebaliknya operant response/behavior merupakan bagian terbesar dari tingkah
laku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasinya hampir tak
terbatas. Oleh karena itu, fokus teori Skinner adalah pada respons atau jenis
tingkah laku yang kedua ini. Persoalannya adalah bagaimana menimbulkan,
mengembangkan dan memodifikasi tingkah laku-tingkah laku tersebut.
Konsekuensi
yang timbul dari tingkah laku tertentu dapat menyenangkan dan atau pun tidak
menyenangkan bagi yang bersangkutan. Ada dua hal yang perlu disinggung
sehubungan dengan pengendalian konsekuensi, yaitu:
·
Reinforcement
Dalam
pergaulan sehari-hari, reinforcement kurang lebih berarti “hadiah”. Dalam dunia
psikologi, reinforcement adalah konsekuensi yang memperkuat tingkah laku.
Setiap konsekuensi itu adalah pemberi reinforcement (reinforcer) kalau dia
memperkuat tingkah laku berikutnya. Tingkah laku-tingakah laku yang diikuti
dengan reinforcement akan diulang-ulang di waktu yang akan datang.
·
Reinforcement positif
Disebut
reinforcement positif apabila suatu stimulus terentu (menyenangkan) ditunjukkan
atau diberikan sesudah suatu perbuatan dilakukan. Misalnya, uang atau pujian
diberikan kepada seorang anak yang memperoleh nilai A pada mata pelajaran
tertentu.
·
Reinforcement negative
Dinamakan
reinforcement negative apabila suatu stimulus tertentu (tidak menyenangkan)
ditolak atau dihindari. Reinforcement negative memperkuat tingkah laku dengan
cara menghindari stimulus yang tidak menyenangkan. Kalau suatu perbuatan
tertentu menyebabkan seseorang menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan,
ayng bersangkutan cenderung mengulangi perbuatan yang sama apabila pada suatu
saat menghadapi situasi yang serupa. Misalnya, murid yang berungkali dipanggil
menghadap Kepsek, pelanggaran disiplin yang dilakukannya itu menjadi bertambah
kuat karena dia tetap saja melakukannya.
·
Hukuman
Reinforcement
negative seringkali dikacaukan dengan hukuman. Proses reinforcement selalu
berupa memperkuat tingkah laku. Sebaliknya, hukuman mengandung pengurangan atau
penekanan tingkah laku. Suatu perbuatan yang diikuti hukuman, kecil
kemungkinannya diulangi lagi pada situasi-situasi yang serupa di saat lain.
·
Presentation punishment
Terjadi
apabila stimulus yang tidak menyenangkan ditunjukkan atau diberikan. Misalnya,
guru memberikan tugas-tugas tambahan karena kesalahan-kesalanan yang dibuat
murid.
·
Removal punishment
Terjadi
apabila stimulus tidak ditunjukkan atau diberikan, artinya menghilangkan
sesuatu yang menyenangkan atau diinginkan. Misalnya anak-anak tidak
diperkenankan nonton tv selama seminggu sehingga lalu tidak mau belajar.
Daftar
Pustaka
Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Feist Jess dkk. (1998). Teori Kepribadian. Jakarta:
Salemba Humanika.